Manajemen Layanan Teknologi
Informasi atau disebut dengan ITSM
(Information Technology Service
Management) adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi
informasi yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI
terhadap bisnis perusahaan. Manajemen layanan TI ini merupakan kebalikan dari
pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada suatu
teknologi. ITSM berfokus pada proses dan karenanya memiliki minat yang sama
dengan kerangka kerja dan metodologi gerakan perbaikan proses (contohnya seperti
Six Sigma, TQM, Business Process Management, dan CMMI).
Disini kita membahas salah satu
contoh dari Manajemen Layanan Sistem Informasi yaitu six sigma. Secara umum,
Six Sigma adalah suatu metodologi yang dipergunakan untuk melakukan upaya
perbaikan dan peningkatan proses yang berkesinambungan atau terus menerus
(Continuous Improvement). SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti
enam (6) dan SIGMA yang merupakan satuan dari Standard Deviasi yang juga
dilambangkan dengan simbol σ, Six Sigma juga sering di
simbolkan menjadi 6σ. Makin tinggi Sigma-nya, semakin baik pula
kualitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi Sigma-nya semakin rendah pula
tingkat kecacatan atau kegagalannya.
Konsep
dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM (Total Quality
Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana kedua konsep tersebut
berasal dari pemikiran-pemikiran para pakar seperti Deming, Ishikawa, Walter
Shewhart dan Crossby. Dalam perkembangannya, Six Sigma yang mulanya adalah
sebuah metric berkembang menjadi sebuah Metodologi dan saat ini sudah
menjadi sebuah Sistem Manajemen.
Six sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu:
- Six sigma sebagai filosofi manajemen
Six sigma merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota
perusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Tujuannya meningkatkan efisiensi proses bisnis dan memuaskan keiginan
pelanggan, sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
- Six sigma sebagai sistem pengukuran
Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran
(variasi) dari rata-rata (mean) suatu proses atau prosedur. Six sigma
diterapkan untuk memperkecil variasi (sigma). Six sigma sebagai sistem
pengukuran menggunakan Defect per Million Oppurtunities (DPMO) sebagai
satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun
proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang.
Dengan menggunakan tabel konversi ppm dan sigma pada lampiran, akan dapat
diketahui tingkat sigma. Cara menentukan DPMO adalah sebagai berikut:
- Hitung Defect per Unit (DPU)
DPU
= (1)
- Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan probabilitas jumlah kerusakan.
DPMO
= (2)
Strategi
yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :
- Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer Focused)
- Menurunkan tingkat kecacatan (Reduce Defect)
- Berkisar di sekitar Pusat Target (Center around Target)
- Menurunkan
Variasi (Reduce Variation)
Tingkatan
Posisi bagi orang dalam Metodologi Six Sigma adalah :
- Champion / Sponsor (Top Management)
- Master Black Belt
- Black Belt
- Green Belt
- Team Members (Anggota Team)
- Proses Owner (Pemilik atau orang yang mengerjakan proses)
5 Tahap dalam Six Sigma (DMAIC)
Terdapat
5 Tahapan yang dipergunakan Six Sigma dalam penyelesaian masalah dikenal dengan
Metode DMAIC , yaitu :
1. DEFINE
Yaitu
Tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan
yang akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan
(customer)
Alat-alat
(Tools) yang digunakan dalam tahapan Define ini antara lain :
- Function Deployment Process Map
- SIPOC Map (Diagram Supplier, Input, Proses, Output dan Customer)
- Pareto Chart
- FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
- Affinity Diagram
- Relation Diagram
- Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
2. MEASURE
Measurement
adalah Tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan untuk
diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur
Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan
langkah apa yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
selanjutnya.
Alat-alat
(Tools) yang digunakan dalam tahapan Measurement adalah :
- Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
- Probability Distributions (Distribusi Probabiliti)
- Basic Statistic seperti Mean, Median dan Modus
- Gage Reproducibility and Repeatability (GR&R)
- Process Capability
3. ANALYSIS
Tahapan
Analysis adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah
berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam
Tahapan ini, kita harus dapat menganalisis dan melakukan validasi
terhadap Akar Permasalahan (Root Causes) atau Solusi melalui
pernyataan-pernyataan Hypothesis.
Alat-alat
(Tools) yang digunakan dalam tahapan Analysis adalah :
- Uji Hipotesis (Hypothesis Testing)
- Regression
- Correlation Analysis
- ANOVA (Analysis of Variance)
- Multi-Vari Analysis
- Contingency Table
4. IMPROVE
Setelah
mendapat Akar Permasalahan dan Solusi serta men-validasi-nya, tahap selanjutnya
adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan
melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut
sehingga benar-benar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita
alami.
Di
Tahap Improvement, alat yang digunakan adalah DOE atau Design of Experiment
yang terdiri dari :
5. CONTROL
Tujuan
dari tahapan Control adalah untuk menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan
mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam
jangka panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian
hari ataupun ketika ada pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian
manajemen.
Keuntungan
dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan yang
bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya. Biasanya Six Sigma
membawa perbaikan pada hal-hal berikut ini (Pande, Peter. 2000):
- Pengurangan biaya
- Perbaikan produktivitas
- Pertumbuhan pangsa pasar
- Retensi pelanggan
- Pengurangan waktu siklus
- Pengurangan cacat
- Pengembangan produk / jasa
SUMBER
REFERENSI :
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-six-sigma-5-tahapan-six-sigma-dmaic/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar