Selasa, 04 Oktober 2016

HUBUNGAN INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER DENGAN FILM EX-MACHINA

http://www.movierulz25.com/wp-content/uploads/2015/05/Ex_Machina.jpg


Pada film Ex-Machina ini mengisahkan tentang kecerdasan buatan serta dampaknya terhadap manusia. Di film ini juga menceritakan sebuah robot yang khusus diprogram menyerupai bentuk manusia. Kita juga dapat mengetahui bagaimana interaksi antara manusia dan komputer. Caleb (Domhnall Gleeson) merupakan seorang programmer di perusahaan Bluebook yang memenangkan sebuah undian untuk datang ke tempat tinggal Nathan (Oscar Isaac) untuk menghabiskan sepekan waktu bersama nathan untuk melakukan uji turing terhadap sebuah robot bernama Ava yang memiliki kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).

Robot yang diciptakan oleh Nathan ini pasti memiliki kecerdasan buatan (AI). Dari bahasa, berpikir serta mengenal lawan bicara itu semua kecerdasan buatan yang dimiliki robot itu di film ini. Pada ilmu komputer robot di program sesuai apa yang dilakukan manusia atau lebih tepatnya robot bisa melakukan apa yang manusia lakukan seperti tidur, berjalan dan berbicara. Di film ini juga menunjukan bahwa robot bisa memiliki jiwa seni, seperti halnya Ava (nama robot difilm Ex Machina) bisa membuat gambar dari apa yang dia lihat. Dan yang paling penting disini robot yang diciptakan Nathan memiliki Psikologi seperti halnya manusia. Dari emosi, seksualitas dan lain sebagainya. Ini membutktikan bahwa interaksi manusia dan komputer bukan hanya sekedar manusia dan komputer saja, tetapi dipengaruhi oleh faktor sosial.

Kesimpulan mengenai film tersebut :
Jadi, hubungan interaksi manusia dan komputer tersebut ialah manusia memang saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lainnya serta dapat berinteraksi langsung dengan komputer atau robot yang di desain khusus menyerupai manusia tersebut. Dan jika kita menciptakan sebuat robot manusia ada baiknya kita menciptakannya untuk hal yang positif agar mempermudah pekerjaan kita bukan malah mempersulitnya. 



Senin, 02 Mei 2016

Cita-cita Setelah Lulus Kuliah

Program Studi Sistem Informasi adalah program studi yang mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan sistem informasi, seperti Algortima, Data dan Teknologi. Program Studi ini mempunyai prospek kerja yang cukup baik, karena disaat seperti sekarang ini dimana segala hal teknologi disekeliling kita semuanya berkaitan dengan sistem informasi.

Sistem informasi dapat digunakan untuk kemudahan memperoleh data yang ada dengan cara diurutkan (misal: database), promosi kepada masyarakat umum (misal: website), dan pengolahan data (misal: software untuk akuntansi). Maka, Sistem Informasi adalah jurusan yang dapat mendukung dan bekerja sama dengan Humas, Akuntansi, Teknik Informatika, Administrasi, dan ilmu-ilmu lainnya.

Kalau ditanya apa sih prospek kamu ke depan atau cita-cita kamu nanti setelah lulus kuliah ??? Bingung sih kalau mesti jawab pertanyaan itu tapi yang jelas setelah lulus kuliah nanti, saya ingin jadi PNS ataupun bekerja diperusahaan yang bidangnya sesuai dengan skill yang saya miliki. Dan SI bukan saja berhubungan dengan perusahaan, tentu saja negara juga sangat berhubungan dengan IT. Jika lulusan dari Sistem Informasi, bisa langsung melamar CPNS di beberapa Instansi Pemerintahan, namun Instansi yang paling berkaitan dengan keahlian SI adalah Kementrian Komunikasi dan Informatika.
Kebetulan selama kuliah saya punya bisnis onlineshop yang sudah berjalan 3tahun belakangan ini jadi selain cita-cita saya ingin menjadi seorang PNS saya ingin menjadi seorang pengusaha dan  tetap meneruskan berbisnis online.




Minggu, 10 April 2016

PENJELASAN TENTANG BUSINESS PROCESS MANAGEMENT (BPM)



BPM adalah suatu metode penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut. BPM merupakan suatu pendekatan manajemen holistic untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis seiring upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi. BPM berupaya untuk melakukan perbaikan proses secara berkelanjutan atau bisa juga disebut sebagai suatu proses 'optimalisasi proses'.
BPM tidak sama dengan alat teknologi atau inisiatif untuk proses bisnis. Ada perbaikan proses bisnis yang signifikan yang dapat dicapai tanpa teknologi. BPM adalah pencapaian tujuan organisasi melalui manajemen, peningkatan dan pengendalian proses bisnis yang penting.  Tujuan dari BPM adalah membuat perusahaan mampu menciptakan perbaikan secara kontinu dalam banyak proses bisnisnya, dan menggunakan proses-proses sebagai bahan dasar dalam membangun sistem informasi perusahaan.

10 fase BPM framework Menurut John Jeston dan Johan Nelis (2006, p53-244) yaitu :
       1.  Organization Strategy
Fase ini meliputi pemastian atas strategi, visi, tujuan strategik, bisnis dan executive driver dengan jelas untuk dimengerti oleh anggota tim proyek. Perlu untuk dimengerti bahwa strategi bukanlah rencana, strategi adalah proses yang penuh arti dalam melibatkan orang dalam maupun orang luar organisasi untuk mendapatkan jalur/jalan yang baru. Strategi harus dikomunikasikan dan dijual ke semua stakeholder yang bersangkutan (terutama manajemen dan staf) sampai strategi tersebut menjadi cukup dalam budaya organisasi. Strategi perlu diketahui dan dimengerti oleh tim proyek, dimana dipastikan bahwa cakupan dan arah proyeknya memberikan nilai.
       2.  Process Architecture
Pada fase ini arsitektur proses dirancang. Arsitektur proses memiliki arti dimana organisasi membangun peraturan, prinsip, panduan dan model untuk mengimplementasikan BPM dalam organisasi. Arsitektur proses menyediakan dasar untuk merancang dan mewujudkan inisiatif proses BPM, dimana teknologi informasi dan arsitektur bisnis dibawa sejajar ke dalam suatu strategi organisasi.
       3.   Launch Pad
Menentukan di mana untuk memulai adalah latihan adalah hal sulit, dan kerangka kerja akan memberikan beberapa cara untuk menentukan di mana dan bagaimana untuk memulai. Proses tujuan dan visi harus selaras dengan strategi organisasi dan arsitektur proses untuk memastikan bahwa mereka akan meningkatkan atau menambah nilai strategi. Setelah unit bisnis dan proses telah dipilih dan tujuan proses disepakati, proyek harus ditetapkan untuk memaksimalkan kemungkinan keberhasilan. Membangun proyek termasuk menentukan struktur tim proyek, ruang lingkup, manajemen stakeholder, penciptaan kasus bisnis awal, dan manfaat bisnis yang diharapkan.
       4.   Understand
Fase ini adalah tentang memahami arus lingkungan proses bisnis untuk memungkinkan fase Innovate untuk mengambil tempat. Adalah penting bahwa metrik dari proses dasar setidaknya dikumpulkan untuk memungkinkan pembentukan biaya proses awal untuk tujuan perbandingan masa depan. Langkah penting lainnya adalah analisis akar penyebab dan identifikasi kemungkinan quick wins. Akan ada kebutuhan untuk mengidentifikasi, dan idealnya menerapkan quick wins sepanjang jalan, karena bisnis tidak akan (dan tidak) menyediakan dana tak terbatas untuk proyek-proyek perbaikan proses. Situasi yang ideal adalah untuk proyek adalah menjadi self-funding karena keuntungan yang dibuat oleh pelaksanaan ini menang cepat.
      5.      Innovate
Ini adalah fase proyek yang kreatif, dan seringkali jadi yang paling menarik. Seharusnya tidak hanya melibatkan tim proyek dan bisnis, tetapi juga pemangku kepentingan yang relevan - baik internal maupun eksternal. Setelah berbagai pilihan proses baru telah diidentifikasi, mungkin ada kebutuhan lain untuk menjalankan simulasi, kelengkapan biaya berdasarkan aktivitas, perencanaan kapasitas perilaku dan penentuan kelayakan implementasi untuk memungkinkan finalisasi opsi yang terbaik. Metrik tambahan harus diselesaikan untuk memungkinkan perbandingan dengan metrik awal selama Understand fase. Mungkin quick wins tambahan akan diidentifikasi dan diprioritaskan dalam bisnis.
      6.      Develop
Fase ini terdiri dari bangunan dari semua komponen untuk pelaksanaan proses baru. Penting untuk memahami bahwa 'membangun', dalam konteks ini, tidak berarti bangunan sebuah IT sistem. Ini bisa melibatkan pembangunan seluruh infrastruktur (desk, PC movements, bangunan, dll) untuk mendukung orang yang mengubah program manajemen dan perubahan dukungan dari orang-orang yang melaksanakan proses. Hal ini juga melibatkan pengujian perangkat lunak dan perangkat keras.
      7.      People
Ini adalah fase kerangka yang kritis dan itu bisa menempatkan seluruh proyek beresiko jika tidak ditangani secara menyeluruh dan standar yang tinggi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa kegiatan, peran dan pengukuran kinerja sesuai dengan strategi organisasi dan tujuan proses. Pada akhir hari, itu adalah orang-orang yang akan membuat proses berfungsi secara efektif dan efisien, tidak peduli berapa banyak otomatisasi yang terlibat. Fase ini orang - orang tidak boleh bingung dengan perubahan manajemen, karena hal ini membutuhkan perhatian di seluruh proyek di semua tahapan.
      8.     Implement
Fase ini adalah di mana 'rubber hits the road'. Ini adalah di mana semua aspek proyek (roll-out dari proses baru, roll-out dari deskripsi peran baru, manajemen kinerja dan langkah-langkah, dan pelatihan) berlangsung. Rencana pelaksanaan sangat penting, seperti roll-back dan planning.
      9.      Realize Value
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan bahwa hasil manfaat yang digariskan dalam kasus bisnis proyek direalisasikan. Fase ini pada dasarnya terdiri dari pengantaran proses manfaat realisasi manajemen, dan manfaat realisasi pelaporan. Meskipun manfaat direalisasikan, organisasi tidak harus menyediakan dana tambahan untuk melanjutkan proyek proses lebih lanjut. Ini adalah peran tim proyek, pemilik proyek, sponsor proyek dan bisnis untuk memastikan bahwa imbalan ini direalisasikan. Meskipun ini digambarkan sebagai fase kesembilan kerangka, itu sebenarnya bukan fase diskrit dalam proses ini karena beberapa langkah dijalankan dalam tahapan sebelumnya.
     10.   Sustainable Performance
Hal ini mutlak penting bahwa tim proyek bekerja membangun struktur proses untuk memastikan bahwa kemudahan proses lanjutan dan perbaikan yang berkelanjutan. Investasi yang cukup besar telah dibuat dalam proses proyek harus dipertahankan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Organisasi harus memahami bahwa proses memiliki siklus hidup, dan akan memerlukan perbaikan terus-menerus setelah perbaikan yang ditargetkan pada proyek ini telah terealisasi. Jika tidak, maka dari waktu ke waktu dan sebagai bisnis perubahan organisasi hanya akan menjalankan proses yang secara sub-optimal. Fase ini adalah tentang konversi dari 'proyek' ke aktifitas 'bisnis operasional'.
 
Setiap solusi Manajemen Proses Bisnis (BPM) memiliki empat komponen utama :
  • Pemodelan
    Pengguna dapat mendefinisikan dan mendesain struktur dari setiap proses bisnis secara grafis. Manajer Proses dapat mendesain sebuah proses beserta seluruh elemen, aturan, sub-proses, parallel proses, penanganan exception, penangan error, dan workflow dengan mudah tanpa perlu memiliki kemampuan programming khusus dan tanpa membutuhkan bantuan dari staf IT.
  • Pengintegrasian
    BPM dapat menghubungkan setiap elemen dalam proses sehingga elemen-elemen tersebut dapat saling berkolaborasi dan bertukar informasi untuk menyelesaikan tujuannya. Pada level aplikasi, hal ini bisa diartikan sebagai penggunaan Application Programming Interface (API) dan messaging. Bagi pengguna, hal ini berarti tersedianya sebuah workspace pada komputernya ataupun perangkat wireless-nya untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perannya pada suatu proses bisnis.
  • Pengawasan
    Pengguna dapat mengawasi dan mengontrol performansi dari proses bisnis yang sedang berjalan dan performansi dari setiap personil yang terlibat dalam proses bisnis tersebut. Pengguna juga dapat memperoleh informasi mengenai proses yang tengah berjalan, maupun yang telah selesai, beserta data-data yang ada di dalamnya.
  • Optimalisasi
    Pengguna dapat menganalisa dan memonitor suatu proses bisnis, melihat ketidakefisienan, dan juga memungkinkan pengguna untuk mengambil tindakan dengan cepat dan merubah proses tersebut untuk meningkatkan efisiensinya.
Definisi dari istilah yang digunakan dalam BPM menurut John Jeston dan Johan Nelis yaitu :
  1. Prestasi (Achievement)                                                                                                               Menyadari tujuan stategis yang dituangkan dalam rencana stategis organisasi.
  2. Organisasi (Organization)                                                                                                     Organisasi dalam konteks ini mengacu pada suatu perusahaan atau bagian dari perusahaan, mungkin unit bisnis yang terpisah dalam dirinya sendiri. 
  3. Tujuan (Objectives)                                                                                                                   Tujuan dari berbagai implementasi BPM dari tujuan strategis organisasi melalui tujuan proses individu. Ini adalah tentang mencapai hasil bisnis atau tujuan. 
  4. Peningkatan (Improvement)                                                                                                       Perbaikan tentang membuat proses bisnis lebih efisien dan efektif. 
  5. Manajemen (Manajemen)                                                                                                         Manajemen mengacu pada proses dan orang-orang pengukuran kinerja dan manajemen. 
  6. Kontrol (Control)                                                                                                                   Memiliki kemampuan untuk mengukur dengan benar. Jika anda tidak bisa mengukur sesuatu. Anda tidak dapat mengendalikan dan mengelolanya. 
  7. Penting (Essential)                                                                                                                      Tidak semua proses dalam suatu organisasi memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan strategis organisasi. Proses penting adalah orang-orang yang melakukan. 
  8. Bisnis (Business)                                                                                                                      Sebuah implementasi BPM harus berdampak pada bisnis dengan memberikan manfaat. 
  9. Proses (Processes)                                                                                                                     Roger Burlton bahwa suatu proses yang benar terdiri dari semua hal yang kita lakukan untuk memberikan seseorang yang peduli dengan apa yang mereka harapkan untuk menerima (Burlton, 2001:72). Ini mencakup proses end-to-end yang benar, dari pemicu asli untuk proses untuk kepuasan pemangku kepentingan utama.

Kelebihan dari BPM 
Apa sebenarnya yang akan diperoleh perusahaan yang memanfaatkan solusi BPM dalam mengelola dan mengoptimisasi proses bisnis yang dimilikinya? Keuntungan dari pemanfaatan solusi Manajemen Proses Bisnis (BPM) antara lain:
  1. Solusi BPM akan memfasilitasi perusahaan dalam memodelkan proses bisnis yang dimiliki, mengotomatisasi  jalannya proses bisnis tersebut, memonitor jalannya proses, serta memberikan cara yang mudah dan cepat ketika perusahaan akan melakukan perubahaan proses bisnis untuk meningkatkan performansinya.  
  2. Software BPM membantu perusahaan untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang selama ini masih dilakukan secara manual. Solusi BPM dapat mengotomatisasi proses persetujuan serta penolakan, notifikasi dan laporan status.  
  3. Dengan BPM, integrasi antar proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.  
  4. BPM membantu perusahaan dalam membuat exception handling dan proses alternatif yang sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah pada bisnis yang bersifat sangat dinamis seperti sekarang ini. 
  5.  BPM dapat meningkatkan daya respon bisnis melalui kemampuan untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan real-time.  
  6. BPM mengurangi waktu yang dibutuhkan pada pelaksanaan suatu proses bisnis.  
  7. BPM meningkatkan produktivitas setiap karyawan.
  8. Umumnya proses bisnis tentunya membutuhkan banyak orang dan sumber daya. Sebuah solusi BPM yang baik dapat mengurangi jumlah sumber daya yang dibutuhkan pada sebuah proses.

Business Process Management (BPM) Lifecycle

1.  Siklus Hidup (lifecycle) Proses Bisnis Sebelum Business Process Management (BPM)
a. Perancangan – dilakukan oleh business analyst
b. Pengembangan – dilakukan oleh software atau aplikasi
c. Penggunaan – dilakukan oleh end user berupa karyawan
d. Monitoring – dilakukan oleh business analyst

2.  Siklus Hidup (lifecycle) Business Process Management (BPM)
a. Fase
–          Process planning and strategy
–          Analyst of business process
–          Design and modelling process business
–          Process implementation
–          Process monitoring and controlling
–          Process refinement
b. Faktor
–          Leadership
–          Culture
–          Value
–          Belief
Siklus hidup merupakan metodologi yang digunakan dalam Business Process Management (BPM) sedangkan tahapan proses di dalam bidang pengetahuan (knowledge area) Business Process Management (BPM) merupakan bagian dari fase kedua dan ketiga dalam siklus hidup, yaitu Analyst of business process dan Design and modelling process business.

3. Tipe-tipe Proses (end-to-end Business Process)
a. Primary Process
Proses yang berhubungan langsung dengan core (produk) perusahaan, seperti memberikan pelayanan kepada customer,
b. Support Process
Mendukung aktifitas-aktifitas pada primary process, seperti sumber daya berupa karyawan
c. Management Process
Melakukan controlling, dashboard, monitoring, dll.

4. Tipe-tipe Aktifitas
a. Value Added
Akitifitas yang berhubungan langsung dengan produk (output).
b. Handoff
Aktifitas memindahkan produk dari satu departemen ke departemen lain
c. Controls & Control Activities
Aktifitas memeriksa kualitas dari suatu produk, apakah produk tersebut layak digunakan atau tidak.

BPM Lifecycle
Praktek manajemen BPM dapat dicirikan sebagai siklus hidup terus menerus (proses) kegiatan BPM terintegrasi. Sementara beberapa variasi siklus hidup BPM diakui ,1 sebagian besar siklus hidup dapat diringkas oleh berulang, bertahap serangkaian kegiatan termasuk :
(1) Perencanaan
(2) Analisis
(3) Desain dan Pemodelan
(4) Pelaksanaan
(5) Monitoring dan Pengendalian
(6) Perbaikan.
Sebagai proses bisnis bergerak melalui siklus hidup, mereka diaktifkan atau dibatasi oleh berbagai faktor termasuk empat faktor utama Kepemimpinan, Nilai, Budaya dan Keyakinan.

Analis
Analisis proses bisnis menggabungkan beberapa metodologi dengan tujuan memahami proses organisasi saat ini dalam konteks tujuan dan sasaran yang diinginkan. Analisis asimilasi informasi dari rencana strategis, model proses, pengukuran kinerja, perubahan lingkungan, dan faktor-faktor lain untuk memahami proses bisnis dalam konteks organisasi secara keseluruhan.
 
Desain
Kegiatan desain proses fokus pada disengaja, desain bijaksana tentang bagaimana end-to-end kerja terjadi dalam rangka untuk memberikan nilai kepada pelanggan. Urutan kegiatan, termasuk desain pekerjaan apa yang dilakukan, pada waktu apa, apa lokasi, aktor apa proses menggunakan apa metodologi didokumentasikan. Desain mendefinisikan apa yang organisasi ingin proses untuk menjadi dan menjawab apa, kapan, di mana, siapa dan bagaimana pertanyaan tentang bagaimana end-to-end pekerjaan dijalankan. Salah satu komponen penting dari desain juga memastikan bahwa kontrol manajemen yang tepat dan metrik berada di tempat untuk kepatuhan dan pengukuran kinerja. Dalam BPM siklus hidup berulang, kegiatan desain awal dapat melihat standardisasi atau mengotomatisasi kegiatan ad hoc saat ini, sementara kegiatan desain yang lebih matang dapat melihat desain ulang atau radikal mengingatkan proses, atau perbaikan tambahan yang dirancang untuk optimasi.

Modeling
Memahami proses biasanya melibatkan proses pemodelan dan penilaian terhadap faktor-faktor lingkungan yang memungkinkan dan membatasi proses. Untuk organisasi yang kurang matang dalam praktek BPM, mungkin pertama kalinya seluruh proses bisnis end-to-end telah didokumentasikan. Organisasi dewasa lebih mungkin lebih fokus pada faktor lingkungan, nuansa, dan pengecualian untuk proses bisnis.

Mengukur Dan Memantau
Pengukuran dan pemantauan proses bisnis yang berkesinambungan memberikan informasi yang diperlukan untuk manajer proses untuk menyesuaikan sumber daya untuk memenuhi tujuan proses. Dalam konteks siklus hidup BPM, pengukuran dan pemantauan juga menyediakan informasi kinerja proses kritis melalui pengukuran kunci yang terkait dengan tujuan dan nilai bagi organisasi. Analisis informasi kinerja proses dapat mengakibatkan peningkatan, mendesain ulang atau rekayasa ulang mengaktivasi.
 
Transformasi
Transformasi proses menerapkan output dari analisis berulang dan siklus desain. Ini membahas tantangan manajemen perubahan organisasi dan ditujukan untuk perbaikan terus-menerus dan optimasi proses. Dalam konteks ini, “proses dioptimalkan” adalah mereka.

 Kesimpulan

Banyak perusahaan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengoptimisasi proses bisnis yang dimilikinya, tapi mereka kadang masih membangun solusi dengan sistem yang tidak terintegrasi. Sistem tersebut terpisah berdasarkan unit kerja maupun berdasarkan proses bisnis. Hal ini akan menjadi halangan ketika suatu proses membutuhkan kolaborasi dengan proses lain untuk dapat menyelesaikan jalannya proses tersebut. Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah solusi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengelola proses bisnis yang mereka miliki Dengan BPM perusahaan dapat dengan mudah memodelkan dan mengubah proses bisnis sesuai

kebutuhan agar dapat dioptimisasi, yang pada akhirnya akan mengurangi ongkos produksi, meningkatkan efisiensi karyawan, meningkatkan kepuasan pelanggan, memperbaiki hubungan dengan partner bisnis, dan pada akhirnya adalah meningkatkan keuntungan perusahaan.





Sumber :
http://www.metode-algoritma.com/2013/06/business-process-management-manajamen.html
http://fitrifp.student.telkomuniversity.ac.id/2015/02/05/business-process-management-bpm-lifecycle/

Rabu, 16 Maret 2016

PENJELASAN TENTANG MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI


Manajemen Layanan Teknologi Informasi atau disebut dengan ITSM (Information Technology Service Management) adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi yang secara filosofis terpusat pada perspektif konsumen layanan TI terhadap bisnis perusahaan. Manajemen layanan TI ini merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada suatu teknologi. ITSM berfokus pada proses dan karenanya memiliki minat yang sama dengan kerangka kerja dan metodologi gerakan perbaikan proses (contohnya seperti Six Sigma, TQM, Business Process Management, dan CMMI).
Disini kita membahas salah satu contoh dari Manajemen Layanan Sistem Informasi yaitu six sigma. Secara umum, Six Sigma adalah suatu metodologi yang dipergunakan untuk melakukan upaya perbaikan dan peningkatan proses yang berkesinambungan atau terus menerus (Continuous Improvement). SIX SIGMA berasal dari kata SIX yang berarti enam (6) dan SIGMA yang merupakan satuan dari Standard Deviasi yang juga dilambangkan dengan simbol σ, Six Sigma juga sering di simbolkan menjadi . Makin tinggi Sigma-nya, semakin baik pula kualitasnya. Dengan kata lain, semakin tinggi Sigma-nya semakin rendah pula tingkat kecacatan atau kegagalannya. 
Konsep dasar dari Six Sigma sebenarnya berasal dari gabungan Konsep TQM (Total Quality Management) dan Statistical Process Control (SPC) dimana kedua konsep tersebut berasal dari pemikiran-pemikiran para pakar seperti Deming, Ishikawa, Walter Shewhart dan Crossby. Dalam perkembangannya, Six Sigma yang mulanya adalah sebuah metric berkembang menjadi sebuah  Metodologi dan saat ini sudah menjadi sebuah Sistem Manajemen.
Six sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu:
  • Six sigma sebagai filosofi manajemen
Six sigma merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota perusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Tujuannya meningkatkan efisiensi proses bisnis dan memuaskan keiginan pelanggan, sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
  • Six sigma sebagai sistem pengukuran
Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran (variasi) dari rata-rata (mean) suatu proses atau prosedur. Six sigma diterapkan untuk memperkecil variasi (sigma). Six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per Million Oppurtunities (DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang. Dengan menggunakan tabel konversi ppm dan sigma pada lampiran, akan dapat diketahui tingkat sigma. Cara menentukan DPMO adalah sebagai berikut:
  • Hitung Defect per Unit (DPU)
DPU = (1)
  • Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan probabilitas jumlah kerusakan.
DPMO = (2)

Strategi yang dilakukan oleh Six Sigma adalah :

  1.  Fokus terhadap Kepuasan dan Kebutuhan Pelanggan (Customer Focused)
  2. Menurunkan tingkat kecacatan (Reduce Defect)
  3. Berkisar di sekitar Pusat Target (Center around Target) 
  4. Menurunkan Variasi (Reduce Variation) 

Tingkatan Posisi bagi orang dalam Metodologi Six Sigma adalah :
  1. Champion / Sponsor (Top Management)
  2. Master Black Belt
  3. Black Belt
  4. Green Belt
  5. Team Members (Anggota Team)
  6. Proses Owner (Pemilik atau orang yang mengerjakan proses)
5 Tahap dalam Six Sigma (DMAIC)
Terdapat 5 Tahapan yang dipergunakan Six Sigma dalam penyelesaian masalah dikenal dengan Metode DMAIC , yaitu :
1. DEFINE
Yaitu Tahap pertama dalam Six Sigma untuk mendefinisikan dan menyeleksi permasalahan yang akan diselesaikan beserta Biaya, manfaat dan dampak terhadap Pelanggan (customer)
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Define ini antara lain :
  1. Function Deployment Process Map
  2. SIPOC Map (Diagram Supplier, Input, Proses, Output dan Customer)
  3. Pareto Chart
  4. FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
  5. Affinity Diagram
  6. Relation Diagram
  7. Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix) 
2. MEASURE
Measurement adalah Tahapan Pengukuran terhadap Permasalahan yang telah didefinisikan untuk diselesaikan. Dalam tahap ini terdapat Pengambilan data yang kemudian Mengukur Karakteristiknya serta kapabilitas dari proses pada saat ini untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk melakukan perbaikan dan peningkatan selanjutnya.
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Measurement adalah :
  1. Cause and Effect Analysis (Fishbone Chart dan Cause and Effect Matrix)
  2. Probability Distributions (Distribusi Probabiliti)
  3. Basic Statistic seperti Mean,  Median dan Modus
  4. Gage Reproducibility and Repeatability (GR&R)
  5. Process Capability 
3. ANALYSIS
Tahapan Analysis adalah tahapan untuk menemukan solusi untuk memecahkan masalah berdasarkan Root Cause (Akar Penyebab) yang telah di-identikasikan. Di dalam Tahapan ini, kita harus dapat menganalisis dan melakukan validasi terhadap Akar Permasalahan (Root Causes) atau Solusi  melalui pernyataan-pernyataan Hypothesis.
Alat-alat (Tools) yang digunakan dalam tahapan Analysis adalah :
  1. Uji Hipotesis (Hypothesis Testing)
  2. Regression
  3. Correlation Analysis
  4. ANOVA (Analysis of Variance)
  5. Multi-Vari Analysis
  6. Contingency Table
 4. IMPROVE
Setelah mendapat Akar Permasalahan dan Solusi serta men-validasi-nya, tahap selanjutnya adalah melakukan tindakan perbaikan terhadap permasalahan tersebut dengan melakukan pengujian dan percobaan untuk dapat meng-optimasi-kan solusi tersebut sehingga benar-benar bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang kita alami.
Di Tahap Improvement, alat yang digunakan adalah DOE atau Design of Experiment yang terdiri dari :
  1. Factorial Design
  2. General Full Factorial Design
  3. Fractional Factorial Design
 5. CONTROL
Tujuan dari tahapan Control adalah untuk menetapkan Standarisasi serta mengontrol dan mempertahankan Proses yang telah diperbaiki dan ditingkatkan tersebut dalam jangka panjang dan mencegah potensi permasalahan yang akan terjadi di kemudian hari ataupun ketika ada pergantian proses, tenaga kerja maupun pergantian manajemen.

Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya. Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal berikut ini (Pande, Peter. 2000):
  1. Pengurangan biaya
  2. Perbaikan produktivitas
  3. Pertumbuhan pangsa pasar
  4. Retensi pelanggan
  5. Pengurangan waktu siklus
  6. Pengurangan cacat
  7. Pengembangan produk / jasa



SUMBER REFERENSI :
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-six-sigma-5-tahapan-six-sigma-dmaic/