Komunikasi dalam organisasi adalah
komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para
karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam
rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi
(Effendy,1989: 214). Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya
komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer,
paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses melalui mana
fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para
manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi
memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus
dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar
rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi
dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk
berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi
seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu seorang
manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui
media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb.
Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan
laporan-laporan.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses
dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain" (Ruben Brent D dan Lea P Stewart, 2006).
Pengertian
Organisasi
Organisasi adalah tempat atau wadah
bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
(Keith Davis, 1962).
Jenis-jenis
komunikasi :
1.
Komunikasi
Intrapribadi
Komunikasi
intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri
sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir.
2.
Komunikasi
Antarpribadi
Komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung
secara langsung.
3.
Komunikasi
Kelompok (Kecil)
Komunikasi
kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang
(small-group communication).
4.
Komunikasi
Publik
Komunikasi
publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak),
yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah,
pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain.
5.
Komunikasi
Organisasi
Komunikasi
organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi,
bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang
lebih besar dari komunikasi kelompok.
6.
Komunikasi
Massa
Komunikasi
massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media
massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah
lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang
yang tersebar, anonim, dan heterogen.
Proses Komunikasi
Contoh
model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :
Pengirim—>Berita—>Penerima
Jika
salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada
komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
1. Pengirim
(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
2. Pengkodean
(Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam
symbol atau isyarat.
3. Pesan
(Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau
dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
4. Saluran
(Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara
untuk kata-kata yang diucapkan.
5. Penerima
(Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak
disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
6. Penafsiran
kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan
menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya.
7. Umpan
balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi
kominikasi pengirim dinyatakan.
Fungsi
Komunikasi dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi
baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi
atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1.
Fungsi
informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai
suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system).
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua
lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif
ini, yaitu:
Atasan atau orang-orang
yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Namun demikian, sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada:
a.
Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan
perintah.
b.
Kekuatan
pimpinan dalam memberi sanksi.
c. Kepercayaan
bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
d.
Tingkat kredibilitas pesan yang diterima
bawahan.
Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
3.
Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu
organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi
berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas
dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun
kegiatan darmawisata.
Unsur – Unsur Komunikasi
1. Komunikator / pengirim / sender
. Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan .
Komunikator bisa tunggal , kelompok , atau organisasi pengirim berita .
Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas ,
memilih media yang cocok untuk menyampaikan pesan tersebut , dan meminta
kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik .
2. Komunikan / penerima / receiver.
Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator .
Dalam proses komunikasi , penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat
mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar . Penerima pesan
juga memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa
pesan telah diterima dan dimengerti secara sempurna .
3. Saluran / media / channel . Merupakan
saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada
komunikan dan sebaliknya . Pesan dapat berupa kata - kata atau tulisan ,
tiruan , gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim
melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon , televisi , fax ,
photo copy , email , sandi morse , semaphore , sms , dan sebagainya .
Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita
yang akan disampaikan ( Wursanto , 1994 ) .
Hambatan Komunikasi
Pada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang
kita juga akan mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan
Komunikasi adalah :
1. Hambatan sematik
Komunikasi yang disebabkan oleh fakor bahasa yg
digunakan oleh para pelaku
Komunikas
2. Hambatan mekanik
Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin
atau media lainnya
3. Hambatan antropologis
Hambatan yang disebabkan oleh perbedaan pada diri
manusia
4. Hambatan psikologis
Hambatan yang disebabkan oleh factor kejiwaan.
Klasifikasi Komunikasi
Di bawah
ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari
beberapa segi :
A.
Berdasarkan sifatnya :
1. Komunikasi Lisan : komunikasi yang berlangsung lisan /
berbicara. Contoh: presentasi
2. Komunukasi Tertulis : komunikasi melalui tulisan. Contoh:
email
3. Komunikasi Verbal : komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan.
Contoh: curhat
4. Komunikasi Non Verbal : komunikasi yang tidak dibicarakan (tersirat).Contoh:
seseorang yang nerves (gemetar)
B.
Berdasarkan arah berjalannya :
1. Komunikasi Ke atas : komunikasi dari bawahan ke atasan. Komunikasi yang umumnya dilakukan
terhadap orang dengan jabatan yang lebih tinggi dibandingkan jabatan yang kita
miliki.
2. Komunikasi Ke bawah : komunikasi dari atasan ke bawahan. Komunikasi yang dapat kita lakukan
terhadap orang-orang dengan jabatan yang lebih rendah.
3. Komunikasi Horizontal : komunikasi ke sesama manusia /
setingkat. Komunikasi
yang terjadi ketika dilakukan oleh orang-orang dengan tingkatan jabatan yang
sederajat
4. Komunikasi Satu Arah : pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa
ada timbal balik)
5.
Komunikasi
Dua Arah : berbicara dengan adanya timbal balik/ saling
berkomunikasi
C. Menurut Lawannya :
1. Komunikasi Satu Lawan Satu :
Berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya. Contoh:berbicara melalui
telepon
2. Komunikasi Satu Lawan Banyak
(kelompok) : Berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok. Contoh:
kelompok satpam menginterogasi maling.
3. Kelompok Lawan Kelompok : Berbicara
antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Contoh: debat partai politik
D. Berdasarkan Keresmiannya :
1. Komunikasi Formal : Komunikasi yang berlangsung resmi. Komunikasi yang terjadi di dalam
ruang lingkup resmi dan umumnya terdapat sistem manajerial di dalamnya. Contoh: rapat
pemegang saham
2. Komunikasi Informal : Komunikasi yang tidak resmi. Komunikasi yang umumnya bersifat
lebih santai dan tidak terdapat unsur manajerial di dalamnya. Contoh : berbicara dengan teman.
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi
Organisasi
Implikasi teori ini terhadap system
komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi
dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para
pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa
kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu
dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para
pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi.
Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang
baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Sumber
: